Jumat, 20 Maret 2015
Brainstat, alat uji kesadaran pengemudi buatan Indonesia
Menurut data yang saya lupa darimana, bahwa faktor penyebab kecelakaan jalan raya tertinggi adalah human error, menyusul yang kedua adalah kondisi jalan raya dan teknis kendaraan.
Human error pun bisa disebakan oleh beberapa faktor, yaitu kecakapan pengemudi yang kurang, tak mematuhi peraturan lalulintas dengan baik, yang bisa diakibatkan karena kondisi fisik/mental pengemudi yang kurang fit. Banyak sekali kecelakaan lalulintas yang telah merenggut banyak nyawa hanya gara-gara pengemudi ngantuk, mabuk, kelelahan fikiran dll.
Nah, untuk mengetahui kesiapan pengemudi dalam menjalankan kendaraan yang berhubungan dengan kondisi fisik, kini telah ditemukan sebuah alat yang bernama brainstat. Alat ini akan menguji kesadaran seseorang yang akan mengendarai kendaraan bermotor, apakah kondisinya benar-benar siap, kurang siap atau tidak siap. Banyak pengemudi yang merasa siap menjalankan kendaraan mereka, padahal sebenarnya ia sedang berada dalam kesadaran yang rendah. Nah dengan brainstat, maka ia akan segera mengetahui kondisi mereka. Kemudian bisa mengambil keputusan yang tak akan sia-sia, menunda perjalanan atau segera berhenti untuk beristirahat, ketika mengetahui kondisinya tak baik untuk mengemudi.
"Brainstat" adalah alat yang dapat mendeteksi gelombang otak ini adalah perangkat inovatif ciptaan anak negeri dari Telkom University (Tel-U) Bandung. Alat ini diciptakan dengan tujuan untuk memonitor keadaan atau kesadaran pengemudi ketika akan maupun sedang melajukan kendaraan bermotor.
Perangkat yyang bisa disebut dengan detektor gelombang otak ini sebenarnya sudah mulai dirintis sejak 2011 lalu oleh dosen dan mahasiswa Teknik Informatika Telkom University/Tel-U.
Tim yang terdiri dari mahasiswa Anggunmeka Luhur Prasasti, Boni Yustin Prabowo, Umar Ali Ahmad, Gilang Kusuma Jati, dan Guntoro dan dosen pembimbingnya Dody Qori Utama.
Kehebatan dan manfaat alat ini juga telah membuat Brainstat dan tim Telkom Tel-U mendapat kebanggaan, yaitu meraih juara pertama untuk kategori e-health dalam ajang Indonesia Information and Communication Technology Award (INAICTA) 2013 di Jakarta, 1 September lalu.
Aplikasi yang diberi nama Brainstats ini berkerja dengan pemantau kondisi otak dari pengemudi, yang kemudian hasilnya akan ditampilkan pada monitor (bisa menggunakan komputer, tablet, maupun smartphone) dengan jelas, apakah pengemudi berada dalam kesadaran yang baik, mengantuk, bahkan kondisi stress.
Cara kerja alat ini adalah dengan cara memantau kondisi gelombang otak/brainwave. Brainwave atau gelombang otak ini akan dibaca oleh Brainstat yang berupa helm dengan alat perekam, dan kemudian diterjemahkan menjadi informasi lengkap bagaimana keadaan pengemudi di layar monitor/komputer tablet atau bahkan ke ponsel keluarganya.
Bukan hanya memonitor melalui layar, brainstats pun akan memunculkan peringatan bila mendeteksi pengemudi terlalu lelah. Akan ada suara yang muncul untuk memperingatkan beristirahat, bila pengemudi tetap membandel, makan aplikasi brainstat akan memunculkan video rekaman dari keluarga pengemudi di dashboard mobil.
Bila tak juga berhenti, maka Brainstat secara otomatis mengirim pesan kepada keluarga pengemudi untuk segera menghubunginya.
"Jadi, keselamatan mengemudi akan terjaga, baik menggunakan mobil, motor, bahkan pesawat terbang," kata Dody Qori Utama, dosen yang juga pengembang Brainstat.
Ditambahkan oleh Qori, Brainstat yang dipamerkan dalam ajang INAICTA 2013 telah mengalami pengembangan di sektor optimasi kerja, sehingga dapat dgunakan di pesawat terbang. Dengan alat ini diharapkan keadaan otak pilot selama menerbangkan pesawat akan terpantau.
"Pengembangan lain dilakukan dengan menggunakan teknologi komputasi awan. Ini membuat informasi kondisi sopir bukan hanya bisa dilakukan ke keluarga, namun ke pihak lebih luas misalnya ke kepolisian," katanya.
Tingat akurasi brainstat adalah 90 persen, jadi apa yang diperlihatkan oleh brainstat adalah kondisi emosional dan kesadaran pengemudi. Perangkat ini telah mulai diujicobakan sepanjang 2011 dengan catatan waktu digunakan mencapai 1000 jam.
Sebuah terobosan teknologi baru yang memiliki masadepan cerah, dan yang membanggakan lagi adalah bahwa alat ini buatan anak negeri. Namun pertanyaannya, apakah alat ini bisa efektif untuk menekan angka kecelakaan lalulintas yang semakin tinggi?,,, Semoga saja,,,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar